Gerakan Menulis Buku Indonesia
  • BERANDA
  • PROGRAM
  • BANPELIS
  • EVENT
    • Info Lomba Menulis dan Event
  • RUANG BACA

Kepala Badan Bahasa Sebut Literasi Cara Ampuh Tangkal Hoaks

8 November 2018Info Lomba atau Event, Ruang BacaGMB-Indonesia Admin

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Dadang Sunendar mengatakan, literasi menjadi satu cara yang ampuh untuk menangkal hoaks atau kabar bohong yang tersebar.

Dadang bahkan mengibaratkan literasi sebagai ilmu kebal.

“Anda yang tingkat literasinya sudah tinggi, ketika menerima berbagai informasi langsung secara otomatis bisa memfilter berita ini benar atau tidak,” kata Dadang dalam Festival Literasi Gerakan Menulis Buku Indonesia, di Graha Saba Buana, Surakarta, Selasa (6/11/2018).

 

menangkal hoaks

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa RI, Prof Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. berbicara di Festival Literasi 2018 di Surakarta.

“Saya menyarankan untuk melawan berbagai berita yang berseliweran, satu-satunya cara untuk meningkatkan tingkat literasi, tidak ada jalan lain,” ucap Dadang.

Dadang menyebutkan bahwa semua pengetahuan kita yang didapat dengan membaca akan mampu menangkal berbagai hoaks. Dia kemudian menceritakan pengalamannya saat diundang ke Jepang dan berbicara di hadapan guru-guru Bahasa Indonesia dan para peneliti tentang Indonesia se-Jepang.

Masyarakat Jepang tidak memiliki istilah atau padanan kata untuk menyebut istilah “hoaks” yang sering digunakan di Indonesia atau “hoax” di kalangan dunia barat.

“Masyarakat Jepang itu, jangankan melakukan hoaks, namanya saja belum ada. Artinya apa, kita harus meningkatkan literasi dengan membaca. Tingkat literasi seseorang dan bangsa ini menunjukkan tingkat peradaban bangsa kita di hadapan dunia,” kata Dadang.

Kiriman Menarik Lainnya:  Tips Menulis Puisi dari Para Penyair Besar Indonesia! (Bagian I)

Orang Indonesia gemar “membaca”

Dadang tidak sependapat jika ada orang yang menyebut orang Indonesia malas membaca. Menurut dia, orang Indonesia sangat senang membaca bermacam informasi yang datangnya tidak hanya dari buku.

“Memang kita belum mengkategorikan bahwa membaca WA (WhatsApp) atau aplikasi lainnya itu sebagai bagian dari literasi. Tapi saya yakin, jika yang dibaca dalam WA merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi kita, dan menambah pengetahuan, itu juga bagian dari kegiatan literasi,” tutur Dadang, bergurau.

Hal ini didukung dengan peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia yang meningkat tajam. Ada pula penelitian yang menyebutkan orang Indonesia hanya bisa meninggalkan ponselnya selama 7 menit.

“Literasi digital sudah tumbuh sedemikian pesatnya di Indonesia, sekarang tinggal bagaimana kita mengarahkan literasi ini ke arah yang seharusnya,” tutur Dadang.

Ranah pendidikan literasi

Agar mendapatkan hasil yang optimal, literasi penting untuk difokuskan di tiga lingkungan. Adapun tiga lingkungan itu mencakup lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Keluarga menjadi pintu gerbang pertama yang menentukan apakah seseorang sudah mendapatkan pengetahuan literasi atau tidak, yakni melalui contoh yang diberikan oleh orangtua.

Kiriman Menarik Lainnya:  KODE PARA VOLUNTEER GMB-INDONESIA

“Sangat sulit seorang anak memiliki kebiasaan membaca, jika orangtuanya saja tidak pernah membaca,” kata Dadang.

Dadang menyebut, minimal dalam sebuah keluarga terdapat bacaan seperti surat kabar, majalah, buku-buku pengetahuan, kitab suci, dan sebagainya.

“Seorang anak pasti akan mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya, saya yakin itu,” ucapnya.

Jika literasi di lingkungan keluarga sudah terbentuk, maka lingkungan selanjutnya seperti sekolah dan masyarakat hanya menjadi penguat saja. Namun, apabila belum terbentuk, literasi di tingkat sekolah menjadi andalan.

“Setiap sekolah pasti memiliki kegiatan literasi. Tidak mungkin ada sebuah diskusi tanpa ada membaca. Jadi sekolah menjadi benteng literasi kedua setelah keluarga,” ucap Dadang.

Terakhir, adalah literasi di masyarakat. Literasi ini bisa dilakukan oleh banyak pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, dan siapa pun anggota dalam masyarakat. Ketiga ranah literasi ini harus terjalin dengan baik agar literasi yang tertanam di masyarakat semakin kuat.

“Kita akan kesulitan dalam membangun bangsa apabila membaca untuk meningkatkan pengetahuan diri sendiri saja tidak dilakukan,” ujar Dadang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Penulis : Luthfia Ayu Azanella
Editor : Bayu Galih

BAGIKAN KIRIMAN:

Kiriman Menarik Lainnya:

Program LiterasiPROGRAM LITERASI-Gerakan Sekolah Menulis Buku Festival literasi“Hanya di Indonesia ‘Gadget’ Dianggap Jauhkan Anak Muda dari Buku” SAYEMBARA GORESAN PENA “Merayakan Bulan Bahasa” FESTIVAL LITERASI GERAKAN MENULIS BUKU INDONESIA Sayembara literasi guruSAYEMBARA LITERASI SE-SOLORAYA
Tags: festival literasi, Gerakan Menulis Buku Indonesia, literasi, puisi

1 comment. Leave new

"Hanya di Indonesia 'Gadget' Dianggap Jauhkan Anak Muda dari Buku" | Gerakan Menulis Buku Indonesia
8 November 2018 07:03

[…] Aan sampaikan dalam diskusi Festival Literasi di Solo, Selasa (6/11/2018), sepinya perpustakaan atau tidak tersentuhnya buku bacaan bukan karena […]

Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Literasi Menjadi Terapi di Masa Pandemi
  • Kebahagiaan dalam Membaca dan Menulis
  • Harapan dan Literasi
  • KBBI Pemutakhiran Bulan April 2020
  • Model Pembelajaran Studysaster

GSMB NASIONAL 2020

GMB-INDONESIA

Menu Navigasi

  • BERANDA
  • PROGRAM
  • BANPELIS
  • EVENT
    • Info Lomba Menulis dan Event
  • RUANG BACA

Kabar Terhangat

  • Literasi Menjadi Terapi di Masa Pandemi
  • Kebahagiaan dalam Membaca dan Menulis
  • Harapan dan Literasi
  • KBBI Pemutakhiran Bulan April 2020
  • Model Pembelajaran Studysaster

GMB-INDONESIA

“Nyalakan Masadepan!”

Senyala Collabspace.
Jl. Kartika No. 60, Jebres, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126

Telepon / Whatsapp/Ponsel::
0271-2937711 / 0813-9149-9745

Email:
partnership@gmb-indonesia.com

Email
Facebook
Twitter
YouTube
Instagram
Copyright © 2015-2021 PT Nyala Masadepan Indonesia. All rights reserved.